Sabtu, 18 Oktober 2014

Sejarah diplomasi setelah zaman renaissance ZAMAN RENAISSANCE

Sejarah diplomasi setelah zaman renaissance

ZAMAN RENAISSANCE
Dalam sejarah dunia Barat dikenal dengan Zaman Kegelapan (Dark Ages) atau Abad Pertengahan (Middle Ages). Pada perioda tersebut segala prestasi kemanusiaan yang pernah dicapai dunia Barat rusak atau hilang. Dunia Barat mengalami perioda kemandegan terutama di bidang pemikiran akibat pengaruh gereja-negara yang sedemikian besar, dalam arti menindas. Setelah zaman ini berakhir, akhirnya muncullah sebuah zaman baru yang disebut Zaman atau Abad Renaissance. Masa ini ditandai oleh kehidupan yang cemerlang di bidang seni, pemikiran maupun kesusastraan yang mengeluarkan Eropa dari kegelapan intelektual abad pertengahan. Masa Renaissance ini bermlua dari abad ke-14 hingga sekitar abad ke-17.
Secara etimologi Renaissance berasal dari bahasa Latin yaitu kata Re berarti kembali dan naitre berarti lahir. Secara bebas kata Renaissance dapat diartikan sebagai masa peralihan antara abad pertengahan ke abad modern yang ditandai dengan lahirnya berbagai kreasi baru yang diilhami oleh kebudayaan Eropa Klasik (Yunani dan Romawi) yang lebih bersifat duniawi.
Renaisans pertama kali diperkenalkan di Eropa Barat, di kawasan Italia. Hal ini dipicu kekalahan tentara salib dalam perang suci. Kekalahan tersebut membuat para pemikir dan seniman menyingkir dari Romawi Timur menuju Eropa Barat. Mereka menyadari telah dimulainya masa mesiu peledak dan untuk menguasai teknologi tersebut mereka harus melepaskan diri dari pengaruh mistisme zaman pertengahan dengan kembali kepada sains zaman klasik yang sebelumnya dilarang karena dianggap pelanggaran terhadap misi ketuhanan.
Latar belakang munculnya Renaissance adalah sebagai usaha pembaharuan kebudayaan Romawi dan Yunani yang pada masa abad tengah / masa kegelapan sempat dilupakan, yaitu tipe manusia yang otonom dan mandiri. Disini Renaissance lahir sebagai pembaharu untuk membentuk manusia yang mandiri, utuh, otonom, dan bertanggungjawab. Pola pikir abad tengah (terbelenggu ajaran gereja ; disalahgunakan ) diganti dengan pola pikir rasional baik SDA maupun SDM nya sehingga manusia bisa berkembang.
Tokoh-tokoh dari renaissance adalah :
1. Italy :
a. Leonardo da Vinci (1452-1519)
salah satu lukisannya berjudul “Monalisa”.
b. Michelangelo Buonarroti (1475-1564).
Beberapa lukisan dan patung hasil karyanya yang indah menghiasi gereja Santo Petrus di Roma antara lain patung “Pieta”
c. Dante Alighieri 1265-1321
karyasastranya berjudul “Devina Comedia”
d. Raphael (1483-1520)
e. Lorenzo Valla
f. Picodela Mirandola.
2. Belanda :
a. Desiderwis Erasmus (1469-1536) seorang pemulis yang mengikuti jejak Sokrates
b. Rembrant 1607-1669 pelukis dengan ciri menampilkan kontras antara gelap dan terang.
3. Inggris :
a. Thomas More (1478-1535) karya sastranya berjudul “Utopia”
b. William Shakespeare 1546-1616 karya sastranya antara lain: Julius Caesar, Hamlet, Macbeth, Romeo and Yuliet, Merchant of Venice.

DIPLOMASI SETELAH ABAD RENAISSANCE
Pada era Dark Ages di eropa ada dua kekuatan besar di Eropa yang berjalan di jalur yang berbeda. Kaum borjuis (pedagang) menguasai kemampuan praktek lapangan, sementara Kaum Ulama (pendeta) menguasai teori dan ilmu pengetahuan. Timbulnya gerakan individualisme yang dipicu oleh tulisan Dante Alighieri, Rene Descartes, Martin Luther dan para pemikir lainnya berhasil membuat runtuhnya dominasi Gereja di Eropa. Untuk pertama kalinya, ilmu pengetahuan yang selama ini tersimpan rapi di perpustakaan Gereja bertemu dengan kemampuan praktek yang selama ini dikuasai oleh kaum borjuis. Hasilnya, Eropa mengalami apa yang disebut dengan era Renaissance. Dikotomi antara teori dan praktek akhirnya menyatu dan menghasilkan revolusi budaya dan industri di Eropa. Dan dari sinilah mulai lahir cikal bakal diplomasi setelah masa kelahiran kembali.
Renaissance membawa pengaruh yang cukup berarti dalam dunia diplomasi. Praktik diplomasi yang dilakukan lalu menjadi kegiatan permanen pemerintah. Penguasa Eropa mulai mengirim wakilnya untuk tinggal di negeri asing untuk mengumpulkan informasi dan sekaligus mewakili Negara dalam kegiatan yang akan dilakukannya. Dibandingkan pada abad pertengahan yang dulunya hanya mengirimkan wakilnya dalam waktu yang singkat saja.
Residen Duta Besar pertama kali muncul di Eropa. Pertumbuhan Negara kota Italy menciptakan kebutuhan pemerintah untuk berkomunikasi dengan sekutu mereka dan untuk mendapatkan informasi tentang saiangan mereka. Penempatan Kedutaan Besar pertama kali oleh adipati dari Milan di Napoli, Genoa, Roma, dan Venice. Lalu semenjak itu berbagai Negara mulai mengikuti dan mendirikan kedutaan mereka di Negara-negara lain. Diplomasi seperti ini perlahan-lahan mulai mnyebar ke Eropa Utara. Negara Spanyol mulai mendirikan Kedutaannya di Negara Eropa Utara, sedangkan Prancis juga mulai mendistribusikan duta besarnya ke seluruh benua.
Seorang diplomat dipilih berdasarkan kemampuan dan keterampilan yang dimilki. Syarat yang paling penting adalah pengetahuan tentang hukum Romawi. Sedangkan syarat lainya seperti, menggunakan bahasa Latin yang juga merupakan bahasa umum. Dari diplomasi pada masa setelah Renaissance, seorang diplomat sudah bisa bernegosiasi dengan mengatasnamakan penguasa utama. Unsur paling penting dalam diplomasi adalah duta nesar dan komunikasi yang dilakukan.
Perlindungan diplomat atau duta besar sudah ada dari zaman sebelumnya. Perlindungan yang diberikan adalah jaminan keamanan bagi mereka untuk terlindungi dari penangkapan atau perlakuan yang merugikan mereka di luar negeri. Namun, tetap tidak menutup kemungkinan adanya hukuman bagi Duta Besar yang melakukan kesalahan misalnya seperti praktek-praktek licik (tetap tidak boleh walaupun hal itu ditujukan untuk kepentingan Negara). Hukuman yang diberikan berdasarkan UU yang berlaku di Negara yang dikunjungi.
STUDI KASUS
Diplomasi setelah berakhirnya zaman Renaissance juga bisa dilihat di Indonesia, yaitu pada zaman berakhirnya Orde Lama yang digantikan Orde Baru. Pergantian kekuasaan ini memberikan perubahan yang cukup berarti dalam sifat diplomasoi Indonesia. Soekarno dengan haluan politik luar negeri yang revolusioner dan anti-imperialisme bersifat sangat konfrontatif. Indonesia pada masa kepemimpinan Soekarno memperlihatkan sifat – sifat militan dan cenderung konfrontatif terhadap segala unsur yang diidentifikasi sebagai ”antek imperialisme”. Dalam hal ekonomi, Soekarno mengatur segala rencana pembangunan ekonomi dan memiliki semboyan ”berdiri di atas kaki sendiri” yang merefleksikan pendirian anti-Barat.  Secara umum hubungan Indonesia dengan negara – negara Barat bisa dikatakan tidak harmonis.
Sebaliknya, setelah memasuki rezim Orde Baru, sifat politik luar negeri Indonesia yang konfrontatif tersebut berganti dengan politik yang bersifat kooperatif. Indonesia yang selama masa Demokrasi Terpimpin memiliki hubungan yang kurang baik dengan negara – negara Barat mulai memperbaiki hubungan tersebut sesudah memasuki rezim Orde Baru. Hal ini dilakukan terutama karena orientasi politik luar negeri Indonesia berubah haluan menjadi pembangunan ekonomi dalam negeri melalui kerja sama dengan negara – negara lain. Hal ini terjadi karena pemerintah Orde Baru menyadari bahwa untuk melakukan pembangunan Ekonomi, Indonesia membutuhkan dana, sedangkan Indonesia yang baru merdeka memiliki kekurangan dana yang sangat besar untuk melakukan pembangunan tersebut. Kerja sama dengan negara – negara lain ini dibuka untuk mendapatkan bantuan luar negeri demi melaksanakan pembangunan ekonomi dalam negeri.  Diplomasi yang dilakukan oleh Orde Baru banyak disebut sebagai ”Diplomasi Pembangunan” (Diplomacy For Development). Salah satu hasil diplomasi pembangunan Orde Baru terkait dengan upaya untuk mendapatkan bantuan luar negeri adalah Inter-Governmental Group on Indonesia (IGGI/Kelompok Antarpemerintah Mengenai Indonesia).
Diplomasi pembangunan Indonesia pada masa Orde Baru tersebut dapat dikatakan berhasil dalam memperoleh bantuan luar negeri. Hal ini sesuai dengan tujuan dari diplomasi ekonomi, yaitu mengamankan resources ekonomi yang berasal dari luar negeri untuk pembangunan ekonomi luar negeri. Dalam hal ini, resources ekonomi utama yang berusaha diamankan adalah bantuan luar negeri yang berasal dari negara – negara maju.